Iklan

Ketika usia Muhammad, Rasulullah saw. telah lebih dari tiga puluh tahun, cintanya kepada Tuhan dan ibadah kepada Dia mulai kian menguasai beliau. Muak akan kedurhakaan-kedurhakaan, kejahatan-kejahatan, dan pelbagai dosa kaum Makkah, beliau memilih suatu tempat, dua atau tiga mil jauhnya, untuk bertafakur. Tempat itu di puncak sebuah bukit, semacam gua yang terbentuk dari batu. Istrinya, Khadijah, biasa menyediakan perbekalan untuk beberapa hari, dan dengan membawa perbekalan itu beliau mengasingkan diri di gua Hira. Dalam gua itu beliau melihat kasyaf (penglihatan gaib). Kejadian itu terjadi dalam gua itu. Beliau melihat suatu wujud yang memerintahkan kepada beliau membaca. Rasulullah saw. menjawab, tidak mengetahui apa yang harus dibaca dan bagaimana harus membacanya.

Wujud itu memaksa dan akhirnya Rasulullah saw. membaca ayat-ayat berikut:

Bacalah dengan nama Tuhan Engkau Yang menciptakan.
Menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah! Dan Tuhan engkau adalah Maha Dermawan,
Yang mengajar dengan pena,
Mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya (96:2-6).

  
Ayat-ayat yang pertama-tama diturunkan kepada Rasulullah saw. itu merupakan bagian Al-Qur’an seperti juga ayat-ayat lainnya yang diwahyukan kemudian. Ayat-ayat ini mengandung arti yang sangat hebat. Ayat-ayat itu memerintahkan Rasulullah saw.  bangkit dan siap-sedia mengumumkan nama Tuhan Yang Maha Esa. Pencipta Tunggal – Pencipta Rasulullah dan semua nabi lainnya – Yang telah menciptakan manusia dan menanamkan benih cinta-Nya sendiri dan cinta kepada sesama manusia di dalam fitratnya. Rasulullah saw. diperintahkan mengumumkan Amanat Tuhan itu dan kepada beliau dijanjikan bantuan serta perlindungan-Nya mengumumkan Amanat itu. Ayat-ayat itu mengabarkan datangnya suatu zaman ketika dunia akan diajari segala macam ilmu lewat pena dan akan diajari hal-hal yang belum dikenal sebelumnya. Ayat-ayat itu merupakan ikhtisar Al-Qur’an. Apa pun yang akan diajarkan kepada Rasulullah saw. dalam wahyu-wahyu kemudian, tersimpul di dalam ayat-ayat ini. Di dalamnya telah diletakkan dasar kemajuan luhur yang sampai saat itu tidak dikenal dalam pertumbuhan rohani manusia. Arti dan penjelasan ayat-ayat ini akan dijumpai pada tempatnya dalam tafsir ini.  Kami singgung di sini, karena turunnya ayat-ayat itu merupakan peristiwa yang sangat luhur dalam kehidupan Rasulullah saw.. Ketika Rasulullah saw. menerima wahyu ini, beliau sangat takut dan gelisah atas kewajiban yang Tuhan telah memutuskan untuk meletakkannya pada pundak beliau. Orang lain dalam keadaan beliau pada saat itu akan diliputi oleh kebanggaan dan besar kepala; ia akan merasa dirinya telah menjadi orang besar. Tidak demikian Rasulullah saw. Beliau dapat mencapai hal-hal yang luhur, tetapi dalam keberhasilannya tidak menjadi sombong. Sesudah mendapatkan pengalaman yang maha hebat itu beliau pulang kerumah dalam keadaan sangat gelisah dengan wajah yang muram. Atas pertanyaan Siti Khadijah, beliau mengisahkan seluruh pengalaman beliau dan menggambarkan rasa takut dan gelisah beliau dengan perkataan: “Seorang lemah seperti aku ini, betapa aku dapat melaksanakan tugas yang hendak diletakkan Tuhan di atas pundakku.” Khadijah segera menjawab:

Demi Allah, Dia tidak menurunkan firman-Nya supaya engkau gagal dan terbukti tidak layak, kemudian meninggalkan engkau. Betapa mungkin Tuhan berbuat demikian, sedang engkau baik dan ramah terhadap sanak-saudara, menolong si miskin dan terlantar dan meringankan beban mereka? Engkau menghidupkan kembali nilai-nilai baik yang  telah lenyap dari negeri kita. Engkau perlakukan tamu-tamu dengan hormat dan membantu orang-orang yang berada dalam kesusahan. Dapatkah engkau dimasukkan oleh Tuhan ke dalam suatu cobaan?(Bukhari).

Setelah berkata demikian Khadijah membawa Rasulullah saw. kepada kemenakannya, bernama Waraqa bin Naufal, seorang beragama Kristen. Ketika Waraqa mendengar cerita itu ia berkata :

“Malaikat yang turun kepada Musa, aku yakin, telah turun pula kepada engkau.”(Bukhari).
Esensi Ajaran Islam© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Published By K15-Creative TeamKaizen Template