Bukakanlah pintu rahmat bagiku.
Engkau mengetahui kepedihan hati ini
Yang kusembunyikan dari manusia lainnya.
Wahai yang Terkasih, Engkau yang Maha Halus dan tersembunyi
Datang dan resapilah seluruh wujud diriku;
Agar Kehadiran-Mu mengisi kalbuku
Dengan kegembiraan dan keriangan membubung.
Jika kau tolak pintaku, wahai yang Maha Suci
Aku akan mati merana kerinduan;
Hatiku akan tenggelam dalam air mata
Dan seluruh bumi menangis bersamaku.
Apakah Engkau meninggalkanku karena murka
Atau merupakan Wujud-Mu dengan kelembutan,
Apakah Engkau akan membunuhku atau membebaskanku
Gimana mungkin aku berhenti mencintai-Mu.
(Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 230-232, London, 1984).