Beliau itulah Rasul yang menjadi matahari kebenaran, di kaki siapa ribuan orang-orang yang batinnya telah mati karena paganisme, atheisme dan kehidupan dosa, kemudian dibangkitkan. Apa yang dilakukannya tidak semata hanya bicara seperti halnya yang dilakukan Isa a.s. Rasul yang muncul di Mekah itu telah mengebaskan kegelapan mengenai hubungan dengan Tuhan dan penyembahan makhluk hidup. Beliau itulah terang dunia sesungguhnya, yang menemukan kegelapan di dunia dan mengaruniakan Nur yang telah merubah malam gelap menjadi siang terang. Bagaimana bentuk dunia sebelum kedatangan beliau serta bagaimana akhirnya setelah itu? Ini bukanlah suatu pertanyaan yang sulit dijawab.
Jika kita beriman maka nurani kita akan mengingatkan bahwa sebelum turunnya wujud yang mulia itu, nyatanya kebesaran Tuhan telah dilupakan manusia di semua negeri dan keimanan manusia telah dialihkan kepada dewa-dewa, batu, bintang-bintang, pohon, hewan dan bahkan manusia lainnya dimana makhluk-makhluk rendah demikian ditempatkan dimana seharusnya hanya berada Keagungan dan Kesucian Allah s.w.t. Kalau memang benar bahwa manusia, hewan dan bintang-bintang itu memang Tuhan adanya, termasuk Yesus, maka Rasul ini tidak diperlukan. Kalau mereka nyatanya bukanlah Tuhan maka pengakuan yang dinyatakan oleh penghulu kita Muhammad s.a.w. di bukit kota Mekah memiliki Nur yang menyertainya. Apakah pengakuan tersebut?
Pengakuan itu adalah karena Tuhan melihat betapa dunia ini sudah tenggelam dalam kegelapan dan telah menyekutukan Tuhan maka Dia telah mengutus beliau untuk mengusir kegelapan. Hal itu tidak semata berhenti pada pengakuan saja, tetapi Rasul yang diridhoi Allah s.w.t. tersebut sepenuhnya telah menegakkan pengakuan itu. Kalau keunggulan seorang Nabi bisa ditetapkan dengan cara demikian sehingga nyata bahwa kasihnya jauh melampaui kasih Nabi-nabi lain, maka wahai manusia, sepatutnya kalian bangkit dan bersaksi bahwa dalam hal ini Muhammad s.a.w. tidak ada padanannya di muka bumi. Masih ada saja para penyembah berhala yang buta yang belum mengakui beribu contoh-contoh kasih kemanusiaan yang telah dikemukakan oleh Rasul Akbar ini. Aku sendiri meyakini bahwa sudah tiba waktunya bagi Nabi Suci ini untuk dikenal manusia. Silahkan kalian catat pernyataanku bahwa mulai sekarang ini penyembahan seorang yang sudah mati akan mulai menurun sampai suatu hari nanti pupus sama sekali.
Apakah manusia mau mengangkat dirinya melawan Tuhan? Mungkinkah senoktah makhluk tidak berarti mencoba menrancukan rencana Tuhan? Mungkinkah rencana manusia maya ini mempengaruhi kaidah Ilahi? Wahai kalian yang bertelinga, dengarlah, dan kalian yang berpikir, renungkanlah dan ingat bahwa kebenaran akan dinyatakan dan beliau yang menjadi Nur yang sesungguhnya akan berkilau sepenuhnya. (Majmua Ishtiharat, vol. 22, hal. 67-68).
* * *
Menurut pengalaman pribadiku, kepatuhan kepada Hadzrat Rasulullah s.a.w. dengan kecintaan dan ketulusan hati, pada akhirnya akan menjadikan seseorang dicintai oleh Allah s.w.t. Tuhan akan menciptakan kecintaan kepada Wujud-Nya di dalam kalbu yang bersangkutan sehingga ia akan menarik diri dari segalanya dan condong sepenuhnya kepada Allah s.w.t. dengan segala kecintaan dan hasrat. Pada saat itu akan turun manifestasi kasih Ilahi ke atas dirinya yang akan mewarnai kalbunya dengan kecintaan dan pengabdian kepada Wujud-Nya dengan kekuatan akbar. Ia kemudian akan mengalahkan semua hasrat-hasrat pribadinya dan dari segala penjuru akan muncul tanda-tanda ajaib dari Allah yang Maha Kuasa yang akan membantu dan menolongnya. (Haqiqatul Wahi, Qadian, Magazine Press, 1907; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 22, hal. 67-68, London, 1984).
* * *
Aku telah menyaksikan bahwa dengan membaca salawat bagi Nabi Suci s.a.w. maka rahmat Ilahi berbentuk Nur akan menyinar menuju Hadzrat Rasulullah s.a.w. yang kemudian diserap oleh dada beliau, dan dari sana lalu muncul pancaran arus sinar ke arah manusia-manusia yang patut menerimanya sesuai kemampuannya masing-masing. Sesungguhnya tidak ada rahmat yang bisa mencapai siapa pun tanpa melalui perantaraan Hadzrat Rasulullah s.a.w. Memohonkan salawat atas beliau akan menggerakkan Arasy Ilahi dari mana Nur itu bersumber. Barangsiapa mengharapkan rahmat dari Allah yang Maha Agung, sewajarnya selalu menyampaikan salawat bagi beliau dengan rajin agar rahmat tersebut tergerak baginya. (Al-Hakam, 28 Pebruari 1903, hal. 7).
* * *
Suatu malam, hamba yang lemah ini membaca salawat bagi Hadzrat Rasulullah s.a.w. sedemikian rupa sehingga hati dan jiwaku dipenuhi wewangiannya. Malam itu aku melihat dalam ru”.ya beberapa malaikat membawa kantung-kantung air yang penuh dengan Nur ke dalam rumahku dan salah seorang dari mereka berkata kepadaku: “Semua ini adalah salawat yang engkau mintakan bagi Muhammad s.a.w.”. (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 598, London, 1984).
* * *
Jika kita beriman maka nurani kita akan mengingatkan bahwa sebelum turunnya wujud yang mulia itu, nyatanya kebesaran Tuhan telah dilupakan manusia di semua negeri dan keimanan manusia telah dialihkan kepada dewa-dewa, batu, bintang-bintang, pohon, hewan dan bahkan manusia lainnya dimana makhluk-makhluk rendah demikian ditempatkan dimana seharusnya hanya berada Keagungan dan Kesucian Allah s.w.t. Kalau memang benar bahwa manusia, hewan dan bintang-bintang itu memang Tuhan adanya, termasuk Yesus, maka Rasul ini tidak diperlukan. Kalau mereka nyatanya bukanlah Tuhan maka pengakuan yang dinyatakan oleh penghulu kita Muhammad s.a.w. di bukit kota Mekah memiliki Nur yang menyertainya. Apakah pengakuan tersebut?
Pengakuan itu adalah karena Tuhan melihat betapa dunia ini sudah tenggelam dalam kegelapan dan telah menyekutukan Tuhan maka Dia telah mengutus beliau untuk mengusir kegelapan. Hal itu tidak semata berhenti pada pengakuan saja, tetapi Rasul yang diridhoi Allah s.w.t. tersebut sepenuhnya telah menegakkan pengakuan itu. Kalau keunggulan seorang Nabi bisa ditetapkan dengan cara demikian sehingga nyata bahwa kasihnya jauh melampaui kasih Nabi-nabi lain, maka wahai manusia, sepatutnya kalian bangkit dan bersaksi bahwa dalam hal ini Muhammad s.a.w. tidak ada padanannya di muka bumi. Masih ada saja para penyembah berhala yang buta yang belum mengakui beribu contoh-contoh kasih kemanusiaan yang telah dikemukakan oleh Rasul Akbar ini. Aku sendiri meyakini bahwa sudah tiba waktunya bagi Nabi Suci ini untuk dikenal manusia. Silahkan kalian catat pernyataanku bahwa mulai sekarang ini penyembahan seorang yang sudah mati akan mulai menurun sampai suatu hari nanti pupus sama sekali.
Apakah manusia mau mengangkat dirinya melawan Tuhan? Mungkinkah senoktah makhluk tidak berarti mencoba menrancukan rencana Tuhan? Mungkinkah rencana manusia maya ini mempengaruhi kaidah Ilahi? Wahai kalian yang bertelinga, dengarlah, dan kalian yang berpikir, renungkanlah dan ingat bahwa kebenaran akan dinyatakan dan beliau yang menjadi Nur yang sesungguhnya akan berkilau sepenuhnya. (Majmua Ishtiharat, vol. 22, hal. 67-68).
* * *
Menurut pengalaman pribadiku, kepatuhan kepada Hadzrat Rasulullah s.a.w. dengan kecintaan dan ketulusan hati, pada akhirnya akan menjadikan seseorang dicintai oleh Allah s.w.t. Tuhan akan menciptakan kecintaan kepada Wujud-Nya di dalam kalbu yang bersangkutan sehingga ia akan menarik diri dari segalanya dan condong sepenuhnya kepada Allah s.w.t. dengan segala kecintaan dan hasrat. Pada saat itu akan turun manifestasi kasih Ilahi ke atas dirinya yang akan mewarnai kalbunya dengan kecintaan dan pengabdian kepada Wujud-Nya dengan kekuatan akbar. Ia kemudian akan mengalahkan semua hasrat-hasrat pribadinya dan dari segala penjuru akan muncul tanda-tanda ajaib dari Allah yang Maha Kuasa yang akan membantu dan menolongnya. (Haqiqatul Wahi, Qadian, Magazine Press, 1907; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 22, hal. 67-68, London, 1984).
* * *
Aku telah menyaksikan bahwa dengan membaca salawat bagi Nabi Suci s.a.w. maka rahmat Ilahi berbentuk Nur akan menyinar menuju Hadzrat Rasulullah s.a.w. yang kemudian diserap oleh dada beliau, dan dari sana lalu muncul pancaran arus sinar ke arah manusia-manusia yang patut menerimanya sesuai kemampuannya masing-masing. Sesungguhnya tidak ada rahmat yang bisa mencapai siapa pun tanpa melalui perantaraan Hadzrat Rasulullah s.a.w. Memohonkan salawat atas beliau akan menggerakkan Arasy Ilahi dari mana Nur itu bersumber. Barangsiapa mengharapkan rahmat dari Allah yang Maha Agung, sewajarnya selalu menyampaikan salawat bagi beliau dengan rajin agar rahmat tersebut tergerak baginya. (Al-Hakam, 28 Pebruari 1903, hal. 7).
* * *
Suatu malam, hamba yang lemah ini membaca salawat bagi Hadzrat Rasulullah s.a.w. sedemikian rupa sehingga hati dan jiwaku dipenuhi wewangiannya. Malam itu aku melihat dalam ru”.ya beberapa malaikat membawa kantung-kantung air yang penuh dengan Nur ke dalam rumahku dan salah seorang dari mereka berkata kepadaku: “Semua ini adalah salawat yang engkau mintakan bagi Muhammad s.a.w.”. (Barahin Ahmadiyah, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 1, hal. 598, London, 1984).
* * *