Premis yang pertama adalah bahwa tanda-tanda tersebut dituntut oleh golongan kafir ketika Hadzrat Rasulullah s.a.w. beserta sahabat-sahabat beliau sedang dianiaya golongan kafir dengan berbagai macam cara di Mekah. Saat itu Islam berada dalam keadaan sangat lemah sehingga golongan kafir di Mekah mengolok-olokkan umat Islam dan mengatakan: “Jika kalian memang benar, lalu mengapa kalian menderita demikian rupa di tangan kami dan Tuhan yang kalian sembah nyatanya tidak menolong kalian, serta mengapa jumlah kalian demikian sedikit sehingga mudah dihancurkan? Kalau kalian memang benar, lalu mengapa kami tidak dihukum?”. Apa yang disampaikan kepada orang-orang kafir itu sebagai jawaban ada terdapat di berbagai tempat dalam Al-Qur’an dan hal itu menjadi premis kedua sebagai pengakuan dari keagungan nubuatan ini.
Masa itu merupakan periode pahit dimana nyawa Hadzrat Rasulullah s.a.w. beserta para sahabat selalu berada dalam keadaan terancam dan bayangan kekalahan tampak dari segala jurusan. Pada masa demikian, sebagai jawaban atas tuntutan orang-orang kafir mengenai tanda penghukuman, secara lugas dinyatakan bahwa mereka pasti akan segera melihat tanda-tanda kemenangan Islam serta hukuman bagi mereka sendiri. Dikatakan bahwa Islam yang tampak sebagai sebuah benih kecil pada saat itu, nantinya akan memanifes¬tasikan wujudnya sebagai sebuah pohon yang besar, sedangkan mereka yang meminta tanda penghukuman suatu hari nanti akan takluk berada di bawah ujung pedang serta seluruh jazirah Arab akan dibersihkan dari kekafiran. Kekuasaan atas tanah Arab akan beralih ke tangan umat Islam dan Allah yang Maha Kuasa akan menegakkan Islam sedemikian kokohnya di tanah Arab sehingga penyembahan berhala akan hapus selama-lamanya dan rasa ketakutan umat Islam akan menjadi ketenteraman. Islam akan tumbuh menjadi suatu kekuatan yang amat besar dan berkuasa sehingga negeri-negeri lain akan masuk dalam bayangan kemenangannya yang akan meluas ke daerah-daerah yang jauh serta munculnya kerajaan-kerajaan yang akan bertahan sampai dengan akhir dunia nanti.
Kalau sekarang manusia mau merenungi kedua premis itu dan memperhatikan bahwa saat dibuatnya nubuatan bersangkutan adalah ketika suasana sedang amat menyedihkan bagi umat Islam, dimana nubuatan yang dikemukakan tersebut bertentangan dengan kondisi saat itu dan terlihat sebagai suatu hal yang mustahil, lalu selanjutnya menelaah sejarah Islam dan melihat bagai¬mana nubuatan itu dipenuhi secara sempurna dan menggetarkan hati karena manifestasinya demikian dahsyat ke seluruh timur dan barat, maka ia akan mengakuinya sebagai suatu mukjizat yang tidak diragukan sama sekali.
Mukjizat kedua dari Al-Qur’an yang bisa kita saksikan adalah perubahan luar biasa pada diri sahabat-sahabat Hadzrat Rasulullah s.a.w. karena karunia berkat dari mengikuti Kitab Suci Al-Qur’an dan karena kedekatan dengan beliau. Kalau kita perhatikan bagaimana sifat dan kelakuan mereka sebelum dan setelah menganut Islam, akan terlihat bagaimana berkat mengikuti Al-Qur’an dan berkat kedekatan dengan Hadzrat Rasulullah s.a.w. nyatanya telah merubah mereka dari keadaan akhlak yang hina menjadi orang-orang dengan keimanan, akhlak, perilaku, cara bicara dan lain-lainnya yang amat luhur. Kita harus mengakui bahwa perubahan akbar dari kepribadian yang demikian berkarat menjadi sosok-sosok segar yang dikaruniai Nur dan kecemerlangan keimanan adalah suatu transformasi luar biasa yang diwujudkan oleh kekuasaan Allah yang Maha Kuasa. Transformasi ini demikian luar biasa sehingga patut dianggap sebagai suatu mukjizat.
Mukjizat ketiga Kitab Suci Al-Qur’an yang bisa kita saksikan sendiri adalah kebenaran, wawasan serta mutiara hikmah yang memenuhi komposisinya yang demikian sempurna. Mukjizat ini nyata sekali dalam Al-Qur’an sebagaimana difirmankan: “Seandainya manusia dan jin berhimpun bersama-sama untuk mendatangkan yang sama seperti Al-Qur’an ini, tidaklah mereka akan sanggup mendatangkan yang sama seperti ini”. (S.17 Bani Israil:89). Mukjizat ini menjadi nyata karena selama 1300 tahun terakhir ini tidak ada satu pun yang berani menanggapi tantangan tersebut meskipun Kitab ini sudah dicetak di berbagai negeri di dunia. Hal itu membuktikan bahwa kemampuan manusia sama sekali tidak memadai untuk bersaing dengan Al-Qur’an. Mustahil bagi manusia untuk menghasilkan satu saja padanan keluhuran Al-Qur’an yang berjumlah ratusan itu. Sebagai contoh, salah satu keluhuran Al-Qur’an adalah karena Kitab ini merangkum seluruh wawasan keagamaan dan tidak ada kebenaran dan kebijaksanaan suatu agama yang tidak ditemukan di dalamnya. Mampukah manusia menghasilkan kitab dengan sifat-sifat seperti ini?
Bila ada yang meragukan kenyataan bahwa Kitab Suci Al-Qur’an telah merangkum kebenaran dari semua agama maka peragu tersebut, apakah ia itu seorang Kristiani, penganut Arya, Brahmo atau pun seorang atheis, dipersilahkan untuk menelaah masalah ini dengan caranya sendiri. Jika ia memang seorang pencahari kebenaran maka kami akan mengambil tanggung jawab untuk memuaskan hatinya. Semua kebenaran suci yang terkandung di dalam Kitab Injil, atau kata-kata bijak yang kita temui dalam buku para filosof, atau kebenaran yang secara kebetulan bisa dijumpai dalam Kitab Veda, atau pun semua kebijakan dan pengertian yang terdapat pada ratusan buku-buku kaum Sufi, semuanya itu ada terangkum di dalam Al-Qur’an. Penelitian yang kami lakukan selama tigapuluh tahun terakhir telah mengemukakan secara konklusif dan pasti bahwa tidak ada kebenaran ruhaniah yang bermanfaat bagi penyempurnaan jiwa serta pengembangan intelektual dan kalbu, yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Hal ini bukan semata pengalaman diriku semata tetapi juga merupakan pengakuan Al-Qur’an sendiri yang telah diuji dan dibenarkan oleh ribuan ulama dan orang-orang suci dari sejak awal.
Mukjizat keempat dari Kitab Suci Al-Qur’an adalah pengaruh keruhanian yang merupakan suatu hal yang inheren dalam dirinya sejak awal. Berarti bahwa para penganutnya akaan diridhoi Allah s.w.t. dan dikaruniai kesempatan berbicara dengan Tuhan. Permohonan mereka dikabulkan Allah yang Maha Kuasa dan Dia menjawab mereka dengan kasih dan rahmat-Nya serta memberitahukan kepada mereka mistri-mistri tersembunyi sebagaimana Dia telah memberitahukannya kepada para Nabi-nabi. Dia membedakan mereka dari orang kebanyakan dengan mengaruniakan kepada mereka tanda-tanda pertolongan dan bantuan-Nya. Hal ini merupakan suatu tanda yang akan berlanjut terus di antara umat Islam sampai dengan Hari Penghisaban. Tanda ini telah dimanifestasikan sepenuhnya dan tetap ada saat ini pun. Sekarang ini pun di antara umat Islam ada yang dikaruniai Allah yang Maha Agung dengan wahyu dan kashaf berkaitan dengan hal-hal yang tersembunyi.
Wahai kalian para pencahari kebenaran yang lapar dan haus akan tanda-tanda haqiqi, pertimbangkanlah secara jujur dengan pandangan yang bersih, betapa luhurnya tanda-tanda yang telah dikemukakan Allah s.w.t. di dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan bagaimana tanda-tanda itu mewujud dan terlihat di setiap zaman. Adapun mukjizat dari para Nabi terdahulu sekarang ini hanya tinggal sebagai cerita dongeng saja yang tidak bisa diukur seberapa tinggi derajat kebenarannya. (Tasdiqin Nabi, hal. 20-23 dan Maktubati Ahmadiyah, vol. 3, hal. 49-53).
* * *
Mukjizat dan tanda-tanda ajaib dari Al-Qur’an terdiri dari empat macam. Pertama adalah mukjizat yang berkaitan dengan intelek manusia; kedua, mukjizat yang berkaitan dengan pengetahuan; ketiga, mukjizat yang berkaitan dengan karunia keruhanian; dan keempat, mukjizat yang berkaitan dengan hal-hal yang luar biasa.
Tiga mukjizat yang disebut pertama merupakan sifat-sifat yang inheren dari Kitab Suci Al-Qur’an. Ketiganya bersifat sangat agung dan mudah dibuktikan, dan semuanya dapat disaksikan di setiap zaman sebagai kenyataan realitas. Adapun jenis yang keempat merupakan hal eksternal yang tidak inheren di dalam Al-Qur’an. Salah satu mukjizat jenis keempat adalah yang berkaitan dengan peristiwa terbelahnya bulan.
Keagungan dan keindahan Al-Qur’an diwujudkan dalam ketiga jenis mukjizat tersebut. Bahkan sesungguhnya tanda-tanda akbar dari firman Ilahi memang mengharuskan adanya ketiga jenis mukjizat itu di dalamnya. Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an ketiga jenis mukjizat itu dapat ditemui secara lengkap dan sempurna dan berulangkali dikemukakan Al-Qur’an sebagai bukti bahwa Kitab ini memang tanpa tanding dan tanpa banding seperti yang dinyatakan oleh firman:
“Seandainya manusia dan jin berhimpun bersama-sama untuk mendatangkan yang sama seperti Al-Qur’an ini, tidaklah mereka akan sanggup mendatangkan yang sama seperti ini”. (S.17 Bani Israil:89).
Di tempat lain disampaikan:
•
“Tiada sesuatu yang Kami alpakan dalam Kitab ini”. (S.6 Al-Anaam:39).
Begitu juga difirmankan:
“Seorang rasul dari Allah yang membacakan kepada mereka lembaran-lembaran suci, yang di dalamnya terkandung perintah-perintah kekal abadi”. (S.98 Al-Bayinah:3-4).
Di tempat lainnya lagi:
••
“Sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada gunung, niscaya engkau akan melihat gunung itu merendahkan diri dan pecah berantakan karena takut kepada Allah. Dan inilah tamsil-tamsil yang Kami kemukakan untuk manusia supaya mereka dapat berpikir”. (S.59 Al-Hasyr:22).
Disamping itu ada banyak mukjizat eksternal yang dikemukakan Al-Qur’an. Mukjizat seperti ini berfungsi sebagai hiasan bagi keindahan Kitab ini. Memang benar bahwa sesuatu yang indah tidak membutuhkan perhiasan lain namun perhiasan demikian sesungguhnya akan meningkatkan lagi harkat keindahannya. Mukjizat-mukjizat yang dikemukakan Al-Qur’an ada beberapa macam. Salah satunya adalah dimana berkat doa Hadzrat Rasulullah s.a.w. maka Allah s.w.t. menzahirkan kekuatan-Nya yang dahsyat di alam dengan membelah bulan menjadi dua keping. Kedua, adalah perubahan yang dizahirkan Allah s.w.t. di muka bumi berkat doa Hadzrat Rasulullah s.a.w. berupa bencana kelaparan yang berlangsung selama tujuh tahun dimana manusia sampai terpaksa harus menumbuk tulang-tulang tua untuk dimakan.
Ketiga, adalah perlindungan ajaib yang diturunkan saat hijrah Hadzrat Rasulullah s.a.w. sehingga beliau selamat dari kejahatan orang-orang kafir. Ketika golongan kafir Mekah memutuskan akan membunuh beliau maka Allah yang Maha Agung lalu memberitahukan rencana mereka dan memerintahkan beliau untuk hijrah dari Mekah ke Medinah berikut kabar gembira mengenai kemenangan saat nanti kembali. Hari itu adalah hari Rabu dan saatnya tengah hari dan cuaca sedang amat panas ketika Tuhan mengungkapkan hal cobaan itu. Dalam situasi menegangkan demikian sewaktu Hadzrat Rasulullah s.a.w. bersiap meninggalkan kota kelahiran beliau dan musuh-musuh sudah meningkar rumah dengan tujuan membunuh beliau, seorang kerabat dekat yang mengasihi dan beriman kepadanya, merebahkan dirinya di tempat tidur beliau sambil menutupi mukanya untuk mengecoh musuh agar beliau berkesempatan meloloskan diri.
Setelah orang-orang kafir ini menyadari kelepasan beliau, mereka lalu mengejar dengan tujuan membunuh beliau di perjalanan. Pada saat itu beliau hanya ditemani seorang sahabat yang setia. Namun Tuhan yang telah mengutus hamba yang setia dan sempurna ini ke dunia untuk membawa perubahan akbar, nyatanya tetap menemani beliau dalam perjalanan yang berbahaya itu. Guna memelihara dan menjaga hamba-Nya yang terkasih ini, Dia menggunakan beberapa cara yang disinggung secara singkat di dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Salah satunya adalah bahwa tidak ada dari musuh-musuh itu yang menyadari kepergian beliau meskipun saat itu pagi hari dan mereka itu telah mengepung rumah beliau. Sebagaimana diungkapkan dalam Surah Yasin, Allah s.w.t. telah menutupi mata orang-orang jahat itu sehingga beliau bisa menyelinap pergi tanpa diketahui.
Mukjizat luar biasa lainnya yang dimanifestasikan Allah s.w.t. untuk memelihara Rasul-Nya yang suci adalah ketika para musuh beliau tiba di muka gua dimana Hadzrat Rasulullah s.a.w. sedang bersembunyi bersama sahabatnya. Para musuh itu tidak bisa melihat beliau karena Allah yang Maha Kuasa telah mengirim sepasang merpati yang merajut sarang mereka di muka gua tersebut serta bertelur di situ pada malam sebelumnya, ditambah lagi seekor laba-laba dengan perintah Ilahi telah memasang jaringnya menutup pintu gua. Melihat hal itu para musuh tersebut terkecoh dan kembali dengan tangan hampa.
Mukjizat lainnya adalah ketika seorang musuh berkendaraan kuda yang mengejar Hadzrat Rasulullah s.a.w. dalam perjalanan ke Medinah dan mencoba mendekati beliau, namun karena doa beliau maka kaki kudanya terbenam ke dalam pasir dan ia terjatuh. Ia kemudian memohon ampun dan meninggalkan beliau.
Begitu pula dengan mukjizat saat orang-orang kafir yang jengkel atas kegagalan mereka yang berulangkali, lalu maju bersama dalam rombongan besar guna menghadapi Hadzrat Rasulullah s.a.w. dan menghancurkan umat Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Allah yang Maha Agung telah menciptakan kekacauan di tengah mereka di padang Badar dengan cara dimana Hadzrat Rasulullah s.a.w. melemparkan segenggam pasir dan kerikil kepada para musuh dan dengan cara demikian telah mengalahkan mereka. Dengan segenggam pasir dan kerikil itu oleh Allah s.w.t. telah menjadikan para pimpinan musuh menjadi buta, mengacaukan mereka serta menjadikan mereka seolah terpaku ke tanah dan jatuh mati di tempat-tempat yang telah disebutkan sebelumnya dalam nubuatan Hadzrat Rasulullah s.a.w.
Kitab Suci Al-Qur’an juga menyebut beberapa bantuan dan pertolongan ajaib dari Allah s.w.t. bagi Hadzrat Rasulullah s.a.w. dimana Dia telah mengangkat beliau yang semula dalam keadaan miskin, yatim, seorang diri dan tanpa daya, lalu dalam waktu singkat kurang dari tigapuluh tahun telah menjadikan beliau berjaya di atas suatu daerah dan menguasai kerajaan Rumawi, Syria, Mesir dan negeri-negeri di antara sungai Tigris dan Euphrat. Di samping itu beliau juga telah menebarkan kemenangan umat Islam sampai ke sungai Oxus4. Hadzrat Rasulullah s.a.w. sudah menubuatkan sebelumnya penyebaran Islam di negeri-negeri tersebut. Dengan mempertimbangkan bahwa pada awalnya umat Islam tidak memiliki sarana sama sekali lalu melihat kemenangan-kemenangan mereka yang demikian luar biasa, orang-orang terpelajar dan bijak bangsa Eropa mengakui bahwa sebelumnya dalam sejarah dunia ini belum pernah ada kemajuan penaklukan yang demikian cepatnya sebagaimana ditunjukkan umat Islam dan kerajaan-kerajaan Islam.
Rasanya jelas bahwa segala sesuatu yang tidak ada padanannya bisa dikatakan sebagai suatu mukjizat. Singkat kata, banyak lagi perubahan-perubahan eksternal yang bersifat mukjizat yang dikemukakan oleh Kitab Suci Al-Qur’an. Setiap firman tersebut menggambarkan bantuan dan pertolongan Ilahi. (Surma Chasm Arya, Qadian, 1886; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 2, hal. 60-67, London, 1984).
Masa itu merupakan periode pahit dimana nyawa Hadzrat Rasulullah s.a.w. beserta para sahabat selalu berada dalam keadaan terancam dan bayangan kekalahan tampak dari segala jurusan. Pada masa demikian, sebagai jawaban atas tuntutan orang-orang kafir mengenai tanda penghukuman, secara lugas dinyatakan bahwa mereka pasti akan segera melihat tanda-tanda kemenangan Islam serta hukuman bagi mereka sendiri. Dikatakan bahwa Islam yang tampak sebagai sebuah benih kecil pada saat itu, nantinya akan memanifes¬tasikan wujudnya sebagai sebuah pohon yang besar, sedangkan mereka yang meminta tanda penghukuman suatu hari nanti akan takluk berada di bawah ujung pedang serta seluruh jazirah Arab akan dibersihkan dari kekafiran. Kekuasaan atas tanah Arab akan beralih ke tangan umat Islam dan Allah yang Maha Kuasa akan menegakkan Islam sedemikian kokohnya di tanah Arab sehingga penyembahan berhala akan hapus selama-lamanya dan rasa ketakutan umat Islam akan menjadi ketenteraman. Islam akan tumbuh menjadi suatu kekuatan yang amat besar dan berkuasa sehingga negeri-negeri lain akan masuk dalam bayangan kemenangannya yang akan meluas ke daerah-daerah yang jauh serta munculnya kerajaan-kerajaan yang akan bertahan sampai dengan akhir dunia nanti.
Kalau sekarang manusia mau merenungi kedua premis itu dan memperhatikan bahwa saat dibuatnya nubuatan bersangkutan adalah ketika suasana sedang amat menyedihkan bagi umat Islam, dimana nubuatan yang dikemukakan tersebut bertentangan dengan kondisi saat itu dan terlihat sebagai suatu hal yang mustahil, lalu selanjutnya menelaah sejarah Islam dan melihat bagai¬mana nubuatan itu dipenuhi secara sempurna dan menggetarkan hati karena manifestasinya demikian dahsyat ke seluruh timur dan barat, maka ia akan mengakuinya sebagai suatu mukjizat yang tidak diragukan sama sekali.
Mukjizat kedua dari Al-Qur’an yang bisa kita saksikan adalah perubahan luar biasa pada diri sahabat-sahabat Hadzrat Rasulullah s.a.w. karena karunia berkat dari mengikuti Kitab Suci Al-Qur’an dan karena kedekatan dengan beliau. Kalau kita perhatikan bagaimana sifat dan kelakuan mereka sebelum dan setelah menganut Islam, akan terlihat bagaimana berkat mengikuti Al-Qur’an dan berkat kedekatan dengan Hadzrat Rasulullah s.a.w. nyatanya telah merubah mereka dari keadaan akhlak yang hina menjadi orang-orang dengan keimanan, akhlak, perilaku, cara bicara dan lain-lainnya yang amat luhur. Kita harus mengakui bahwa perubahan akbar dari kepribadian yang demikian berkarat menjadi sosok-sosok segar yang dikaruniai Nur dan kecemerlangan keimanan adalah suatu transformasi luar biasa yang diwujudkan oleh kekuasaan Allah yang Maha Kuasa. Transformasi ini demikian luar biasa sehingga patut dianggap sebagai suatu mukjizat.
Mukjizat ketiga Kitab Suci Al-Qur’an yang bisa kita saksikan sendiri adalah kebenaran, wawasan serta mutiara hikmah yang memenuhi komposisinya yang demikian sempurna. Mukjizat ini nyata sekali dalam Al-Qur’an sebagaimana difirmankan: “Seandainya manusia dan jin berhimpun bersama-sama untuk mendatangkan yang sama seperti Al-Qur’an ini, tidaklah mereka akan sanggup mendatangkan yang sama seperti ini”. (S.17 Bani Israil:89). Mukjizat ini menjadi nyata karena selama 1300 tahun terakhir ini tidak ada satu pun yang berani menanggapi tantangan tersebut meskipun Kitab ini sudah dicetak di berbagai negeri di dunia. Hal itu membuktikan bahwa kemampuan manusia sama sekali tidak memadai untuk bersaing dengan Al-Qur’an. Mustahil bagi manusia untuk menghasilkan satu saja padanan keluhuran Al-Qur’an yang berjumlah ratusan itu. Sebagai contoh, salah satu keluhuran Al-Qur’an adalah karena Kitab ini merangkum seluruh wawasan keagamaan dan tidak ada kebenaran dan kebijaksanaan suatu agama yang tidak ditemukan di dalamnya. Mampukah manusia menghasilkan kitab dengan sifat-sifat seperti ini?
Bila ada yang meragukan kenyataan bahwa Kitab Suci Al-Qur’an telah merangkum kebenaran dari semua agama maka peragu tersebut, apakah ia itu seorang Kristiani, penganut Arya, Brahmo atau pun seorang atheis, dipersilahkan untuk menelaah masalah ini dengan caranya sendiri. Jika ia memang seorang pencahari kebenaran maka kami akan mengambil tanggung jawab untuk memuaskan hatinya. Semua kebenaran suci yang terkandung di dalam Kitab Injil, atau kata-kata bijak yang kita temui dalam buku para filosof, atau kebenaran yang secara kebetulan bisa dijumpai dalam Kitab Veda, atau pun semua kebijakan dan pengertian yang terdapat pada ratusan buku-buku kaum Sufi, semuanya itu ada terangkum di dalam Al-Qur’an. Penelitian yang kami lakukan selama tigapuluh tahun terakhir telah mengemukakan secara konklusif dan pasti bahwa tidak ada kebenaran ruhaniah yang bermanfaat bagi penyempurnaan jiwa serta pengembangan intelektual dan kalbu, yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Hal ini bukan semata pengalaman diriku semata tetapi juga merupakan pengakuan Al-Qur’an sendiri yang telah diuji dan dibenarkan oleh ribuan ulama dan orang-orang suci dari sejak awal.
Mukjizat keempat dari Kitab Suci Al-Qur’an adalah pengaruh keruhanian yang merupakan suatu hal yang inheren dalam dirinya sejak awal. Berarti bahwa para penganutnya akaan diridhoi Allah s.w.t. dan dikaruniai kesempatan berbicara dengan Tuhan. Permohonan mereka dikabulkan Allah yang Maha Kuasa dan Dia menjawab mereka dengan kasih dan rahmat-Nya serta memberitahukan kepada mereka mistri-mistri tersembunyi sebagaimana Dia telah memberitahukannya kepada para Nabi-nabi. Dia membedakan mereka dari orang kebanyakan dengan mengaruniakan kepada mereka tanda-tanda pertolongan dan bantuan-Nya. Hal ini merupakan suatu tanda yang akan berlanjut terus di antara umat Islam sampai dengan Hari Penghisaban. Tanda ini telah dimanifestasikan sepenuhnya dan tetap ada saat ini pun. Sekarang ini pun di antara umat Islam ada yang dikaruniai Allah yang Maha Agung dengan wahyu dan kashaf berkaitan dengan hal-hal yang tersembunyi.
Wahai kalian para pencahari kebenaran yang lapar dan haus akan tanda-tanda haqiqi, pertimbangkanlah secara jujur dengan pandangan yang bersih, betapa luhurnya tanda-tanda yang telah dikemukakan Allah s.w.t. di dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan bagaimana tanda-tanda itu mewujud dan terlihat di setiap zaman. Adapun mukjizat dari para Nabi terdahulu sekarang ini hanya tinggal sebagai cerita dongeng saja yang tidak bisa diukur seberapa tinggi derajat kebenarannya. (Tasdiqin Nabi, hal. 20-23 dan Maktubati Ahmadiyah, vol. 3, hal. 49-53).
* * *
Mukjizat dan tanda-tanda ajaib dari Al-Qur’an terdiri dari empat macam. Pertama adalah mukjizat yang berkaitan dengan intelek manusia; kedua, mukjizat yang berkaitan dengan pengetahuan; ketiga, mukjizat yang berkaitan dengan karunia keruhanian; dan keempat, mukjizat yang berkaitan dengan hal-hal yang luar biasa.
Tiga mukjizat yang disebut pertama merupakan sifat-sifat yang inheren dari Kitab Suci Al-Qur’an. Ketiganya bersifat sangat agung dan mudah dibuktikan, dan semuanya dapat disaksikan di setiap zaman sebagai kenyataan realitas. Adapun jenis yang keempat merupakan hal eksternal yang tidak inheren di dalam Al-Qur’an. Salah satu mukjizat jenis keempat adalah yang berkaitan dengan peristiwa terbelahnya bulan.
Keagungan dan keindahan Al-Qur’an diwujudkan dalam ketiga jenis mukjizat tersebut. Bahkan sesungguhnya tanda-tanda akbar dari firman Ilahi memang mengharuskan adanya ketiga jenis mukjizat itu di dalamnya. Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an ketiga jenis mukjizat itu dapat ditemui secara lengkap dan sempurna dan berulangkali dikemukakan Al-Qur’an sebagai bukti bahwa Kitab ini memang tanpa tanding dan tanpa banding seperti yang dinyatakan oleh firman:
“Seandainya manusia dan jin berhimpun bersama-sama untuk mendatangkan yang sama seperti Al-Qur’an ini, tidaklah mereka akan sanggup mendatangkan yang sama seperti ini”. (S.17 Bani Israil:89).
Di tempat lain disampaikan:
•
“Tiada sesuatu yang Kami alpakan dalam Kitab ini”. (S.6 Al-Anaam:39).
Begitu juga difirmankan:
“Seorang rasul dari Allah yang membacakan kepada mereka lembaran-lembaran suci, yang di dalamnya terkandung perintah-perintah kekal abadi”. (S.98 Al-Bayinah:3-4).
Di tempat lainnya lagi:
••
“Sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada gunung, niscaya engkau akan melihat gunung itu merendahkan diri dan pecah berantakan karena takut kepada Allah. Dan inilah tamsil-tamsil yang Kami kemukakan untuk manusia supaya mereka dapat berpikir”. (S.59 Al-Hasyr:22).
Disamping itu ada banyak mukjizat eksternal yang dikemukakan Al-Qur’an. Mukjizat seperti ini berfungsi sebagai hiasan bagi keindahan Kitab ini. Memang benar bahwa sesuatu yang indah tidak membutuhkan perhiasan lain namun perhiasan demikian sesungguhnya akan meningkatkan lagi harkat keindahannya. Mukjizat-mukjizat yang dikemukakan Al-Qur’an ada beberapa macam. Salah satunya adalah dimana berkat doa Hadzrat Rasulullah s.a.w. maka Allah s.w.t. menzahirkan kekuatan-Nya yang dahsyat di alam dengan membelah bulan menjadi dua keping. Kedua, adalah perubahan yang dizahirkan Allah s.w.t. di muka bumi berkat doa Hadzrat Rasulullah s.a.w. berupa bencana kelaparan yang berlangsung selama tujuh tahun dimana manusia sampai terpaksa harus menumbuk tulang-tulang tua untuk dimakan.
Ketiga, adalah perlindungan ajaib yang diturunkan saat hijrah Hadzrat Rasulullah s.a.w. sehingga beliau selamat dari kejahatan orang-orang kafir. Ketika golongan kafir Mekah memutuskan akan membunuh beliau maka Allah yang Maha Agung lalu memberitahukan rencana mereka dan memerintahkan beliau untuk hijrah dari Mekah ke Medinah berikut kabar gembira mengenai kemenangan saat nanti kembali. Hari itu adalah hari Rabu dan saatnya tengah hari dan cuaca sedang amat panas ketika Tuhan mengungkapkan hal cobaan itu. Dalam situasi menegangkan demikian sewaktu Hadzrat Rasulullah s.a.w. bersiap meninggalkan kota kelahiran beliau dan musuh-musuh sudah meningkar rumah dengan tujuan membunuh beliau, seorang kerabat dekat yang mengasihi dan beriman kepadanya, merebahkan dirinya di tempat tidur beliau sambil menutupi mukanya untuk mengecoh musuh agar beliau berkesempatan meloloskan diri.
Setelah orang-orang kafir ini menyadari kelepasan beliau, mereka lalu mengejar dengan tujuan membunuh beliau di perjalanan. Pada saat itu beliau hanya ditemani seorang sahabat yang setia. Namun Tuhan yang telah mengutus hamba yang setia dan sempurna ini ke dunia untuk membawa perubahan akbar, nyatanya tetap menemani beliau dalam perjalanan yang berbahaya itu. Guna memelihara dan menjaga hamba-Nya yang terkasih ini, Dia menggunakan beberapa cara yang disinggung secara singkat di dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Salah satunya adalah bahwa tidak ada dari musuh-musuh itu yang menyadari kepergian beliau meskipun saat itu pagi hari dan mereka itu telah mengepung rumah beliau. Sebagaimana diungkapkan dalam Surah Yasin, Allah s.w.t. telah menutupi mata orang-orang jahat itu sehingga beliau bisa menyelinap pergi tanpa diketahui.
Mukjizat luar biasa lainnya yang dimanifestasikan Allah s.w.t. untuk memelihara Rasul-Nya yang suci adalah ketika para musuh beliau tiba di muka gua dimana Hadzrat Rasulullah s.a.w. sedang bersembunyi bersama sahabatnya. Para musuh itu tidak bisa melihat beliau karena Allah yang Maha Kuasa telah mengirim sepasang merpati yang merajut sarang mereka di muka gua tersebut serta bertelur di situ pada malam sebelumnya, ditambah lagi seekor laba-laba dengan perintah Ilahi telah memasang jaringnya menutup pintu gua. Melihat hal itu para musuh tersebut terkecoh dan kembali dengan tangan hampa.
Mukjizat lainnya adalah ketika seorang musuh berkendaraan kuda yang mengejar Hadzrat Rasulullah s.a.w. dalam perjalanan ke Medinah dan mencoba mendekati beliau, namun karena doa beliau maka kaki kudanya terbenam ke dalam pasir dan ia terjatuh. Ia kemudian memohon ampun dan meninggalkan beliau.
Begitu pula dengan mukjizat saat orang-orang kafir yang jengkel atas kegagalan mereka yang berulangkali, lalu maju bersama dalam rombongan besar guna menghadapi Hadzrat Rasulullah s.a.w. dan menghancurkan umat Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Allah yang Maha Agung telah menciptakan kekacauan di tengah mereka di padang Badar dengan cara dimana Hadzrat Rasulullah s.a.w. melemparkan segenggam pasir dan kerikil kepada para musuh dan dengan cara demikian telah mengalahkan mereka. Dengan segenggam pasir dan kerikil itu oleh Allah s.w.t. telah menjadikan para pimpinan musuh menjadi buta, mengacaukan mereka serta menjadikan mereka seolah terpaku ke tanah dan jatuh mati di tempat-tempat yang telah disebutkan sebelumnya dalam nubuatan Hadzrat Rasulullah s.a.w.
Kitab Suci Al-Qur’an juga menyebut beberapa bantuan dan pertolongan ajaib dari Allah s.w.t. bagi Hadzrat Rasulullah s.a.w. dimana Dia telah mengangkat beliau yang semula dalam keadaan miskin, yatim, seorang diri dan tanpa daya, lalu dalam waktu singkat kurang dari tigapuluh tahun telah menjadikan beliau berjaya di atas suatu daerah dan menguasai kerajaan Rumawi, Syria, Mesir dan negeri-negeri di antara sungai Tigris dan Euphrat. Di samping itu beliau juga telah menebarkan kemenangan umat Islam sampai ke sungai Oxus4. Hadzrat Rasulullah s.a.w. sudah menubuatkan sebelumnya penyebaran Islam di negeri-negeri tersebut. Dengan mempertimbangkan bahwa pada awalnya umat Islam tidak memiliki sarana sama sekali lalu melihat kemenangan-kemenangan mereka yang demikian luar biasa, orang-orang terpelajar dan bijak bangsa Eropa mengakui bahwa sebelumnya dalam sejarah dunia ini belum pernah ada kemajuan penaklukan yang demikian cepatnya sebagaimana ditunjukkan umat Islam dan kerajaan-kerajaan Islam.
Rasanya jelas bahwa segala sesuatu yang tidak ada padanannya bisa dikatakan sebagai suatu mukjizat. Singkat kata, banyak lagi perubahan-perubahan eksternal yang bersifat mukjizat yang dikemukakan oleh Kitab Suci Al-Qur’an. Setiap firman tersebut menggambarkan bantuan dan pertolongan Ilahi. (Surma Chasm Arya, Qadian, 1886; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 2, hal. 60-67, London, 1984).