Iklan

Dalam pandangan kami tidak ada kesaksian yang lebih tinggi daripada kesaksian Hadzrat Rasulullah s.a.w. Hatiku gemetar ketika aku mendengar ada orang yang ketika dikemukakan fatwa Hadzrat Rasulullah, tidak mau menerimanya dan bahkan berpaling daripadanya. (Itmamul Hujjah, Gulzar Muhammadi Press, Lahore, 1311 H, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 8, hal. 293, London, 1984).

* * *
Umat Islam adalah kelompok manusia yang siap menyerahkan jiwanya untuk menjunjung tinggi kehormatan Nabi Suci mereka. Mereka lebih memilih mati daripada harus menanggung malu hanya karena pertimbangan mereka harus berdamai dan bersahabat dengan sekelompok manusia yang siang malam disibukkan dengan kegiatan menghujat Hadzrat Rasulullah s.a.w. Mereka ini selalu menyebut nama beliau dengan sebutan nista dalam buku-buku, harian dan pengumuman mereka serta menggunakan bahasa yang kotor jika membicarakan beliau. Orang-orang seperti itu tidak mempunyai i’tikad baik, bahkan terhadap bangsanya sendiri, karena mereka selalu menciptakan berbagai kesulitan bagi bangsanya. Aku mengatakan sesungguhnya bahwa masih mungkin bagi kami untuk berdamai dengan ular atau binatang liar di hutan, namun mustahil bagi kami untuk disuruh berdamai dengan orang-orang yang tidak menahan diri dari memburuk-burukkan Rasul Allah dan yang menganggap caci maki dan memburuk-burukkan orang lain sebagai suatu bentuk kemenangan. Kemenangan haqiqi hanya datang dari langit. (artikel dilekatkan pada Chasma Marifat, Qadian, Anwar Ahmadiyyah Press, 1908; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 23, hal. 385-386, London, 1984).
* * *
Pelecehan yang dialamatkan kepada agama Islam dan Hadzrat Rasulullah s.a.w., serangan terhadap syariah Ilahi, kemurtadan dan bid’ah yang telah menyebar luas sekarang ini tidak ada padanannya di masa lalu. Dalam jangka waktu singkat di India ini saja ada seratus ribu orang yang berpindah agama menjadi Kristen dan lebih dari enam juta buku yang diterbitkan untuk menyerang Islam. Mereka yang berasal dari keluarga-keluarga mulia telah kehilangan agama mereka, sedangkan mereka yang biasa menyebut dirinya sebagai keturunan Nabi Suci s.a.w. telah mengenakan jubah Kristiani dan sekarang malah memusuhi beliau.
Hatiku menangis pilu karena misalnya pun orang-orang ini membunuh anak-anakku di hadapan mataku, menjagal sahabat-sahabatku serta membunuh diriku dengan cara yang paling hina sekalipun dan merampas seluruh harta bendaku, aku tidak akan lebih sakit dan hatiku tidak akan lebih pedih daripada harus mendengar caci maki yang dilontarkan terhadap Hadzrat Rasulullah.
(Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 51-52, London, 1984).



Esensi Ajaran Islam© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Published By K15-Creative TeamKaizen Template