“Sesungguhnya harta bendamu dan anak-anakmu hanyalah suatu cobaan”. (S.64 At-Taghabun:16)
sehingga jika Al-Masih yang Dijanjikan memang benar membagi-bagikan harta di antara umatnya berarti ia sengaja memberikan cobaan kepada mereka.
Pada kedatangannya yang awal, Al-Masih a.s. pun tidak tertarik kepada kekayaan duniawi. Beliau menyatakan di dalam Kitab Injil bahwa milik yang berharga dari orang-orang yang beriman bukanlah emas dan perak, tetapi permata kebenaran dan pemahaman. Seperti inilah harta benda yang dikaruniakan Allah s.w.t. kepada para Nabi-nabi yang kemudian mereka bagi-bagikan kepada umat mereka. Berkaitan dengan harta benda seperti ini juga yang dimaksud oleh Hadzrat Rasulullah s.a.w. ketika menyatakan:
انما اناقاسم و الله هو المعطى
“Aku adalah yang membagi-bagikan sedangkan Allah adalah yang memberikan.”.
Dalam Hadits dikatakan bahwa Al-Masih yang Dijanjikan akan turun ke dunia ketika pengetahuan mengenai Al-Qur’an telah menghilang dan kebodohan merebak di dunia. Saat itulah yang dimaksud dalam Hadits bahwa:
لو كان الا يمان معلفآ عند الثريالناله رجل من فارس
“Ketika iman sudah terbang ke bintang Suraya maka yang akan membawanya turun kembali adalah seorang keturunan Parsi.”.
Telah diwahyukan kepadaku dalam sebuah kashaf bahwa klimaks dari masa yang dimaksud itu akan bermula dalam tahun Hijriah yang bilangannya sejalan dengan nilai dari huruf-huruf dalam ayat:
“Sesungguhnya Kami berkuasa untuk melenyapkannya”. (S.23 Al-Muminun:19)
yang ternyata adalah 1274.
Perhatikanlah hal ini secara seksama serta jangan mengabaikannya begitu saja dan berdoalah semoga Allah s.w.t. membukakan pikiran kalian. Hadits menyatakan bahwa pada akhir zaman, Al-Qur’an akan diambil kembali dari dunia dan pengetahuan yang dikandungnya tidak dikenal lagi serta kebodohan akan merebak di mana-mana sehingga kelembutan serta hasrat keimanan akan meninggalkan hati manusia. Di antara hadits-hadits itu adalah yang menyata¬kan bahwa ketika keimanan manusia sudah terbang ke bintang Suraya dan tidak ditemui lagi di muka bumi maka seorang laki-laki keturunan Parsi akan membawanya turun kembali.
Hadits ini jelas menyatakan bahwa ketika kebodohan dan kefasikan serta kedurhakaan (yang dalam hadits lain ditamsilkan sebagai asap) telah merata di seluruh dunia dimana keimanan murni menjadi suatu hal yang sedemikian langka sehingga seolah-olah telah ditarik ke langit, ditambah lagi ajaran Al-Qur’an telah ditinggalkan manusia sepertinya telah diambil kembali oleh Allah yang Maha Kuasa, maka pada masa itu seorang keturunan bangsa Parsi akan mengambil kembali keimanan tersebut dari langit dan membawanya turun kembali ke dunia. Sesungguhnya ia itu Putra Maryam yang turun kembali. (Izalai Auham, Amritsar, Riyaz Hind Press, 1308 H; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 3, hal. 452-456).
* * *