Iklan

Nabi Suci Rasulullah s.a.w. diperintahkan di dalam Al-Qur’an untuk memohon:

“Ya Tuhanku, limpahkanlah kepadaku tambahan ilmu pengetahuan”. (S.20 Tha Ha:115).
Berarti bahwa Rasulullah s.a.w. dibimbing untuk berdoa bagi pengetahuan yang sempurna mengenai keagungan, pemahaman dan sifat-sifat Tuhan. Di tempat lain dikatakan:

“Demikian itulah aku diperintahkan dan akulah orang pertama di antara orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah”. (S.6 Al-Anaam:164).


Membaca kedua ayat di atas, kita akan berkesimpulan bahwa Hadzrat Rasulullah s.a.w. adalah yang paling utama dari antara para Muslim karena beliau adalah sosok yang paling mengetahui pemahaman tentang Tuhan. Atas dasar hal itu maka iman Islam beliau adalah yang tertinggi dari segalanya dan beliau adalah penghulu dari semua umat Islam.

Ayat lainnya yang juga menggambarkan kejembaran pengetahuan beliau adalah:

“Dia telah mengajarkan kepada engkau apa yang tadinya engkau tidak mengetahui, dan karunia Allah atas engkau sangat besar”. (S.4 An-Nisa:114).
Ayat ini mengandung arti bahwa Allah s.w.t. telah mengajarkan kepada Rasulullah s.a.w. segala hal yang tak mungkin dipelajari beliau sendiri dan berkat rahmat Ilahi, beliau itu memperoleh berkat lebih banyak dibanding manusia lainnya.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Hadzrat Rasulullah s.a.w. jauh melampaui siapa pun dalam pengetahuan dan pemahaman Ilahi dan karenanya Allah yang Maha Agung telah mengharumkan beliau dengan wewangian pemahaman Ilahi lebih dari siapa pun. Demikian itulah Tuhan telah menjadikan pengetahuan dan pemahaman sebagai sarana pokok untuk memperoleh pengertian tentang konsep Islam yang sebenarnya.
Meski pun memang ada cara-cara lain untuk memperoleh pengetahuan demikian, seperti melalui puasa, shalat, doa dan melaksanakan perintah Ilahi (yang jumlahnya melampaui enam ratus macam), namun pengetahuan tentang Kebesaran, Ketauhidan dan sifat-sifat Allah s.w.t. menyangkut Keagungan dan Keindahan-Nya merupakan hal yang pokok bagi yang lainnya. Ia yang hatinya tidak acuh dan tidak memiliki pemahaman tentang Keilahian, tak akan mungkin mendapat kekuatan untuk melaksanakan puasa, melaksanakan shalat, berdoa atau pun menyibukkan diri dengan amal saleh. Semua amal saleh dicetuskan oleh pemahaman Keilahian, sedangkan cara lainnya semua bersumber dari keadaan demikian serta menjadi hasil ikutannya.
Awal dari pemahaman ini merupakan cerminan daripada sifat Rahmaniyat Allah s.w.t. dan bukan merupakan hasil permohonan atau tindakan dari manusia, melainkan semata-mata karunia dalam artinya yang murni. Dia akan menuntun mereka yang dipilih-Nya dan Dia akan membiarkan tersesat mereka yang dikehendaki-Nya.
Pemahaman ini kemudian dikembangkan oleh amal saleh dan iman yang benar, sehingga seluruhnya mewujud menjadi wahyu yang turun berupa firman Allah guna mencerahkan seluruh kalbu dengan Nur yang bernama Islam.
* * *



Esensi Ajaran Islam© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Published By K15-Creative TeamKaizen Template