Wahai Kekasih-ku, Maha Pelindung, Maha Pemelihara!
Bagaimana caraku bersyukur kepada-Mu,
wahai Pengarunia segala berkat yang akbar?
Dimana kan kuperoleh bahasa guna menyatakan syukur ku?
Semata berkat dan karunia-Mu maka Engkau memilih aku;
Karena tak berkekurangan hamba-hamba yang ikhlas di hadirat-Mu.
Mereka yang berjanji menjadi sahabat, kini menjadi musuh;
Namun Engkau tidak meninggalkan diriku,
Wahai sang Pemenuh segala hajatku.
Wahai Sahabat yang Maha Esa, wahai Pelindung diriku;
Engkau semata cukup bagiku, aku tak berdaya tanpa Diri-Mu.
Jika bukan karena Berkat-Mu, maka lama sudah aku jadi debu
Hanya Allah yang tahu kemana ditebarkan ini debu.
Semoga hati, jiwa dan wujudku dikurbankan di Jalan-Mu;
Tak ada lagi wujud yang mencintai laiknya Engkau.
Sejak awal aku tumbuh dalam naungan perlindungan-Mu yang berberkat
Laiknya bayi menyusu, aku telah Engkau peliharakan.
Tidak ada anak manusia memiliki kesetiaan seperti Engkau;
Selain Engkau, tak ada aku berjumpa sahabat yang mengasihi.
Orang bilang bahwa ia yang tidak berarti tidak akan diridhoi;
Namun meski tak berarti, aku telah Engkau terima di hadirat-Mu.
Demikian banyak berkat dan karunia-Mu atas diriku;
Akan tetap tidak terbilang sampai Hari Kiamat nanti.
(Barahin Ahmadiyah, bag. V, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 21, hal. 127, London, 1984).