Lorong-Mu lebih baik bagiku daripada seribu taman surgawi.
Meski aku kadang terpaksa menengok ke tempat lainnya,
Segenap waktumataku tetap tertuju kepada-Mu.
Jika ada yang menyerang kehormatanku,
Aku akan bersabar, laiknya Engkau berlaku.
Siapakah aku? Berapa nilai kehormatanku?
Jihadku semata demi kehormatan-Mu.
(Barahin Ahmadiyah, bag. V, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 21, hal. 153, London, 1984).