Iklan

Betapa cemerlang Nur dari sumber segala Nur
Laiknya alam menjadi cermin
Agar mata mampu mengindra refleksi-Nya.

Saat memandang bulan kemarin malam
Hatiku dikempa kerinduan
Teringat sekelumit keindahan Tuhan-ku yang tercinta.


Keindahan-Nya yang Maha Abadi
Telah membakar nyala hati kami
Tak perlu kalian ungkapkan keindahan bangsa Turki atau Tartar.

Wahai yang Tercinta! Betapa ajaib dan cantiknya
Tampilan keagungan-Mu di seluruh alam
Kemana pun kami berpaling, adalah jalan menuju Engkau.

Nur-Mu menyala cemerlang, tercermin
Dalam sumber cahaya cemerlang sang surya,
Di setiap bintang berkilauan kecantikan-Mu yang merona.

Dengan Tangan-Mu sendiri telah Engkau percikkan
Garam di atas kalbu yang menimbulkan keresahan cinta
Di antara mereka yang mencintai-Mu.

Engkau mengisi setiap zarah dengan sifat-sifat luar biasa
Siapa akan mampu mengurai rahasia-Mu yang tanpa batas?

Tak ada seorang pun mampu menduga
Luas kekuasaan-Mu nan tanpa batas
Tiada pula kan mampu mengurai
Buhul mistri yang pelik ini.

Adalah Keindahan-Mu yang menyiratkan
Daya tarik pada setiap wajah yang cantik,
Gitu pula rona dan warna kebun dan bunga
Hanyalah cerminan Kecantikan-Mu semata.

Wajah cantik yang penuh kecintaan
Selalu mengingatkan Engkau kepada kami,
Setiap untaian rambut mengarah kepada-Mu.

Bagi setiap muminin dan kafir, Wujud-Mu semata seharusnya nyata,
Wahai sayangnya, mereka yang buta, mata mereka tertutup ribuan tabir.

Wahai Kekasih-ku, kilau Pandang-Mu
Bak pedang yang tajam, yang meretas seluruh belenggu
Kesetiaan dan cinta kepada yang lainnya.

Demi memenangkan Kasih-Mu,
Telah aku lumatkan diriku menjadi debu,
Mengharap, kerinduan perpisahan
kan terobati sedikit.

Kecuali ketika beserta Engkau
Aku selalu dalam kegelisahan,
Bagai jantung pesakitan yang meredup
Terasa nyawa bagai kan lenyap.

Bahana apakah di sekeliling-Mu?
Wahai, janganlah berlambat langkah,
Jangan sampai pencinta malang ini
Mati tanpa diketahui.

(Surma Chasm Arya, Qadian, 1886; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 2, hal. 52, London, 1984).

Apa yang semula milik kami
Sekarang sepenuhnya milik sang Terkasih,
Sejak saat ini, kami menjadi milik sang Terkasih
Dan yang Terkasih menjadi milik kami.

Puji syukur kepada Tuhan, aku telah menemukan
Permata nan tanpa tara,
Pedulikah aku
Jika hati manusia telah membatu?
(Izalai Auham, Amritsar, Riyaz Hind Press, 1308 H; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 3, hal. 458, London, 1984).

* * *
Syair bahasa Urdu

Ibadah dan syukur hanya milik yang Maha Abadi
Dia tidak ada padanan atau yang menyerupai-Nya.

Hanya Dia yang bertahan, yang lainnya akan musnah
Mencintai yang lainnya adalah omong kosong semata.

Yang lainnya adalah yang lainnya
Hanya Dia kekasih hatiku.
Panggilan hatiku hanya satu:
“Maha Suci Dia yang menjaga diriku.”.

Maha Suci kekuatan samawi-Nya
Keagungan milik-Nya semata,
Gemetar mereka yang berdiri dekat-Nya
Dan para malaikat terpukau.

Rahmat-Nya demikian menyeluruh,
Bagaimana mungkin kan cukup bersyukur?
Kita semua adalah ciptaan-Nya,
Mencintai-nya adalah keharusan.

Mencintai wujud yang lain
Sama dengan menentang Wujud-Nya.
Terpujilah hari ini,
Maha Suci Dia yang menjaga diriku.

Semua kenyamanan yang kita nikmati
Adalah Karunia dan Rahmat-Nya.
Setiap hati berikrar kepada-Nya
Dan terisi Keagungan-Nya.

Kita wajib tunduk kepada-Nya semata
Di dalamnya terdapat kebahagiaan dan saat yang bertuah
Terpujilah hari ini, Maha Suci Dia yang menjaga diriku.


Hanya Dia semata Penolong dan Penopang semua
Rahmat-Nya begitu nyata.
Hanya Dia yang kami sayangi
Hanya Dia yang kami cintai.

Hanya Dia yang amat diperlukan
Segala sesuatu lainnya adalah palsu.
Terpujilah hari ini,
Maha Suci Dia yang menjaga diriku.

Karunia ini milik-Mu ya Tuhan-ku
Aku hanyalah sesaji di kaki Arasy-Mu
Engkau telah mengaruniakan keimanan
Dan hanya Engkau pemeliharaku setiap waktu.

Berkat-Mu memayungi kami setiap waktu
Engkau adalah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Terpujilah hari ini,
Maha Suci Dia yang menjaga diriku.

Gimana mungkin cukup bersyukur kepada-Mu
Semua milikku adalah milik-Mu semata.
Engkau telah memenuhi rumahku dengan segala karunia
Semua kegelapan t”.lah sirna berkat Nur-Mu.

Terpujilah hari ini,
Maha Suci Dia yang menjaga diriku.

(Mahmud ki Amin; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 12, hal. 319-320, London, 1984).


Esensi Ajaran Islam© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Published By K15-Creative TeamKaizen Template