Iklan

Umat Kristiani yang berpandangan cupat karena kurangnya perenungan yang benar, telah beranggapan salah bahwa keadilan dan rahmat tidak bisa muncul berdampingan dalam Wujud Allah s.w.t. karena keadilan menuntut adanya penghukuman sedangkan rahmat mengharuskan adanya pengampunan. Mereka tidak bisa mempertimbangkan bahwa keadilan Allah s.w.t. adalah juga rahmat karena semuanya itu adalah bagi kemaslahatan umat manusia.
Sebagai contoh, jika Allah yang Maha Kuasa menetapkan bahwa seorang pembunuh harus dihukum mati maka hal ini tidak ada pengaruhnya pada sifat Ke-Tuhanan Wujud-Nya. Dia menetapkan demikian atas dasar pertimbangan agar umat manusia tidak musnah karena saling membunuh di antara mereka. Hal ini menjadi rahmat bagi umat manusia dan Allah yang Maha Perkasa menetap¬kan sistem kesamaan hak di antara para makhluk-Nya agar bisa tercipta perdamaian dimana tidak ada kelompok yang satu mencerobohi kelompok lainnya yang hanya akan menimbulkan kekacauan. Dengan demikian semua hukuman yang ditentukan dalam ruang lingkup kehidupan, harta benda dan kehormatan merupakan rahmat bagi umat manusia.

Karena itu tidak ada konflik di antara keadilan dan rahmat. Keduanya itu seperti arus sungai yang berjalan paralel dimana yang satu tidak mencampuri yang lain. Kita bisa menemukan prinsip yang sama berfungsi pada kerajaan duniawi. Seorang yang melakukan kesalahan akan dihukum, sedangkan mereka yang berperilaku baik dan menyenangkan pemerintah akan mendapat karunia dan penghargaan.
Yang perlu selalu diingat bahwa atribut dasar dari Allah s.w.t. adalah rahmat sedangkan wacana keadilan baru dikenal setelah hukum dan daya nalar berkembang. Hal itu pun sebenarnya juga termasuk rahmat. Ketika daya nalar dikaruniakan kepada manusia dan melalui itu ia menyadari batasan yang ditetapkan oleh Tuhan dan kaidah-kaidah-Nya, maka ia menjadi subyek dari proses keadilan, sedangkan penalaran dan kaidah hukum tidak menjadi persyaratan untuk berlakunya rahmat. Sebagaimana Allah s.w.t. karena sifat kasih-Nya ingin mengangkat derajat manusia di atas semua makhluk ciptaan lainnya, maka Dia menetapkan batasan dan kaidah keadilan di antara mereka. Adalah suatu kebodohan untuk membayangkan adanya kontradiksi di antara keadilan dan rahmat. (Kitabul Bariyah, Qadian, Ziaul Islam Press, 1898; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 13, hal. 73-74, London, 1984).
* * *



Esensi Ajaran Islam© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Published By K15-Creative TeamKaizen Template