Tetapi
yang menjadi soal ialah, kalau semua guru itu berasal dari Tuhan, mengapa
ajaran-ajaran mereka begitu jauh berbeda antara satu sama lain? Adakah Tuhan
mengajarkan berbagai-bagai hal pada waktu yang berlainan? Orang-orang awam saja
pun akan mencoba bersikap taat asas dan akan mengajarkan hal-hal yang sama pada
berbagai waktu. Jawaban untuk soal ini ialah, bila keadaan-keadaan tetap sama,
maka akan janggal sekali memberikan petunjuk-petunjuk yang berlainan. Tetapi,
kalau keadaan berubah, maka perbedaan ajaran itu terletak pada intisari
hikmahnya. Pada masa nabi Adam as, rupa-rupanya manusia hidup bersama-sama
disuatu bagian dunia, karena itu satu ajaran cukup bagi mereka. Bahkan mungkin
sampai ke masa Nuh a.s. mereka hidup dengan cara itu. Menurut Bibel, suku-suku
bangsa manusia terus hidup bersama-sama pada suatu bagian dunia sampai masa
Babilonia. Bibel bukanlah sebuah buku sejarah. Tetapi ada bukti-bukti yang
menunjang cerita Bibel itu.
Diantara semua bangsa di dunia, bahkan di antara kaum-kaum biadab yang mendiami pulau-pulau terpencil, kita menjumpai jejak peninggalan cerita air-bah di zaman Nuh a.s. Rasanya mustahil bahwa seluruh dunia mula-mula ditelan air-bah besar, lalu kabar tentang itu tersiar ke segenap bagian dunia. Lebih masuk akal agaknya kalau pada suatu bagian dunia terjadi banjir hingga menyebabkan terpencarnya penghuni dunia ke berbagai jurusan. Sementara belum terbukti bahwa penduduk dunia itu merupakan satu masyarakat sampai masa Babilonia, sejarah menyokong pandangan bahwa penduduk dunia itu merupakan satu masyarakat sampai masa Nuh a.s. Sesudah masa Nuh a.s. penduduk terpencar ke berbagai negeri. Pengaruh ajaran Nuh a.s. mulai berkurang, karena sarana perhubungan sangat buruk. Seorang guru di suatu negeri tak mungkin menyampaikan ajarannya ke negeri-negeri lain. Di waktu itu layaklah kalau Tuhan mengirimkan seorang nabi ke setiap negeri sehingga tak ada suatu negeri pun yang tak memperoleh hidayah-Nya. Ini menyebabkan perbedaan antara agama-agama, karena pikiran manusia belum berkembang sepenuhnya. Karena kecerdasan dan pengertian manusia belum sampai kepada perkembangan yang harus dicapainya kelak, kepada setiap negeri diturunkan ajaran yang selaras dengan tingkat kemajuan yang telah dicapainya.