Iklan

Usah sebutkan raja apa pun kepadaku
Karena aku meletakkan harapanku di tahta yang lain.

Allah yang mengaruniakan hidup kepada alam ini,
Dia-lah Awal, Pencipta dan Pemelihara.

Yang Maha Pengasih, Maha Kuasa, Penolong dalam kesulitan,
Maha Penyayang yang memenuhi semua kebutuhan.


Kurebahkan diriku di pintu-Nya, karena dikatakan:
“Di dunia ini segala sesuatu menuju kepada yang lainnya.”.

Saat aku teringat Sahabat yang Setia itu,
Lupa sudah aku teman dan keluarga lainnya.

Gimana mungkin menambatkan hati kepada yang lainnya,
Karena aku gelisah tanpa Dia.

Usah mencari hatiku di dadaku yang luka pedih,
Karena telah kusematkan di ujung jubah sang Kekasih.

Hatiku adalah Tahta bagi sang Kekasih,
Kepalaku adalah sesembahan kepada sang Sahabat.

Gimana mungkin menghitung luas berkat-Nya atas diriku,
Karena Rahmat-Nya demikian tak berbatas.

Sifat hubunganku dengan sang Terkasih,
Tak mungkin dimengerti manusia lainnya.

Menangis aku di pintu-Nya,
Laiknya perempuan yang menangis saat melahirkan.

Segenap saatku dipenuhi dengan Kasih-Nya,
Betapa bahagianya waktu, betapa berberkatnya hari.

Wahai taman Kekasih-ku, kulantunkan pujian bagi-Mu,
Engkau telah membebaskan aku dari kecantikan kebun dan kegembiraan musim semi.
(Hujjat-Ullah, Qadian, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 12, hal. 149, London, 1984).



Esensi Ajaran Islam© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Published By K15-Creative TeamKaizen Template