Iklan

Di kalangan pengikut-pengikut Weda, membaca Weda menjadi hak yang begitu istimewa bagi kasta-kasta tinggi, sehingga Gotama Risji berkata :

Kalau seorang Sudra kebetulan mendengar Weda, maka telah menjadi kewajiban raja untuk memasukkan logam dan lilin cair ke dalam telinganya; kalau ada seorang Sudra membaca Mantra-mantra Weda, raja harus memotong lidahnya dan kalau ia mencoba membaca Weda, raja harus mencincang badannya (Gotama Smarti: 12).
Ajaran dalam Weda terhadap musuh-musuh sangat dahsyat dan biadab. Dalam Atharwa Weda kepada orang-orang kolot diajarkan supaya merantai orang-orang yang bukan pengikut Weda dan menjarah rumah mereka.

Dengan sikap singa rampoklah rumah-rumah kediaman mereka, dengan sikap harimau usirlah musuh-musuh kamu. Sebagai tuan dan pemimpin satu-satunya dan berserikat dengan Indra, rebutlah hai penakluk, harta kekayaan musuh-musuhmu (Atharwa-Weda IV, 22:7).

    Demikianlah pula do’a-do’a Weda yang dihadapkan kepada matahari, bulan, api, Indra, malahan rumput, berusaha memusnahkan orang-orang agama yang bukan pengikut Weda. Demikianlah kita dapati:

Sambil melumpuhkan pancaindera, tangkaplah olehmu badan mereka dan berangkatlah, hai Apwa. Seranglah mereka masukkanlah hati mereka ke dalam api dan bakarlah mereka: Biarkanlah musuh itu tinggal terus dalam kegelapan pekat.
Dengan mengasah anak panah dan pedangmu yang tajam, O Indra, remukkan musuh dan kucar-kacirkan mereka yang membenci kami (Sama-Weda, Bag.2, ix, iii, 9).
Hendaklah kamu, hai musuh-musuh-ku, menjadi buta seperti ular tak berkepala; moga-moga Indra menyembelih tiap-tiap orang yang terbaik di antara kamu, bila api Aqni telah merobohkan kamu (Sama Weda, Bag.2,ix,iii,8).
Tembus, O Darbha, jimat, jantung musuh-musuhku, lawan-lawanku; bangkitlah dan penggal kepala mereka (Atharwa-Weda,28;4).

Juga kita baca :

Jangan bercakap-cakap dengan orang-orang agama, yang bukan pengikut Weda (Gotamadharma Sur,V). Kalau seorang mencela Weda, usir ia dari negeri, yaitu hukum ia seumur hidup (Manu Dharm Shastra).

     Agama-agama Kong Hu Cu dan Zoroaster juga adalah agama kebangsaan. Agama-agama itu tidak mengalamatkan ajaran-ajaran mereka ke seluruh dunia, juga tidak berusaha memberi ajaran dengan cara besar-besaran. Sebagaimana halnya agama Hindu menganggap India sebagai negeri yang amat disukai Tuhan, begitu pula halnya agama Kong Hu Cu menganggap Cina sebagai kerajaan Tuhan sendiri. Hanya ada dua jalan untuk melenyapkan perpecahan dan perselisihan-perselisihan di antara agama-agama ini; kita harus menerima bahwa Tuhan itu banyak, atau, kalau Tuhan itu satu, kita harus membuktikan ke-Esaan-Nya. Atau, agama-agama yang satu sama lain bertentangan ini harus diganti oleh satu ajaran saja.

Esensi Ajaran Islam© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Published By K15-Creative TeamKaizen Template